Beranda » Value Investing » Warren Buffet dan Charlie Munger Tentang Jim Simons dan Quants
Jim Simons - Warren Buffett - Charlie Munger

Warren Buffet dan Charlie Munger Tentang Jim Simons dan Quants

Ada yang menulis tentang Jim Simons dan return Medallion Fund di Stockbit beberapa waktu yang lalu. Saya jadi teringat video Annual General Meeting 2021 Berkshire Hathaway yang pernah saya tonton.

Tanggapan Warren Buffet dan Charlie Munger Tentang Jim Simons dan Quants

Waktu Annual General Meeting 2021 Berkshire Hathaway, Warren Buffett dan Charlie Munger ditanya pendapatnya tentang Jim Simons dan metode Quants. Mengingat kinerja Jim Simons yang luar biasa, berhasil cetak return 39% after fees selama 30 tahun. Mereka juga ditanya, apakah akan mempertimbangkan pakar Quant di BRK untuk membantu Ted dan Todd mengelola dana investasi perusahaan?

Warren Buffett dan Charlie Munger kompak menjawab bahwa mereka berdua mengakui kehebatan Jim Simons. Tapi untuk pertanyaan kedua, WB langsung menjawab menolak utk hire quant di BRK. Kenapa?

Buffett mengatakan, “Kami tidak mencoba menghasilkan uang dengan trading saham. Jawabannya, karena kami tidak tahu bagaimana melakukannya. Jika kita tahu bagaimana menghasilkan lebih banyak uang dengan trading saham, kita mungkin juga akan trading saham, tetapi kita tidak tahu bagaimana melakukannya, dan kita benar-benar tidak percaya orang lain melakukannya untuk kita.”

WB dan CM sama-sama mengakui kejeniusan Jim Simons dan juga tim di belakangnya yang adalah orang-orang jenius semua.

Munger juga mengatakan Quant terbukti berhasil pada trading jangka pendek. Tidak hanya berhasil, tapi luar biasa berhasilnya. Kinerja Medallion Fund 39% CAGR itu after fees, return investasi yang sungguh luar biasa.

“Very smart and very rich, yes. And very high grade, by the way, Jim Simons” kata Munger.

Menurut Munger, Jim Simons dan timnya berhasil menemukan algoritma yang bekerja dengan sangat baik untuk memprediksi pergerakan harga jangka pendek. Namun ketika mereka menggunakan sistem yang sama dan mencoba melakukannya untuk prediksi saham jangka panjang, rekornya tidak sebaik itu. Dan dalam jangka pendek, mereka menemukan bahwa jika mereka mencoba melakukannya terlalu banyak, hasilnya kurang baik. Artinya ada batasan jumlah yang bisa mereka hasilkan.

Transkrip AGM BRK 2021

Anda bisa tonton sendiri videonya (tonton mulai dari menit ke-69) : AGM BRK 2021.

Berikut ini transkripnya dalam bahasa Inggris.

Becky:
This question comes from BJ Coralla. What do you think of Quants? Jim Simons Medallion Fund has done 39% net of fees for three decades, which proves that it works. Will you consider hiring a Quant Lieutenant in Berkshire to work alongside with Ted or Todd?

Warren Buffett:
Well, I’ll say no to the second part and I’ll let Charlie handle the first part.

Charlie Munger:
Well, that’s rather interesting. The Quant fund did fabulously on the short term trading. They found little algorithms that worked to make them add predictive value. And as long as they kept working, just kept doing it, as long as the money kept coming in. When they got to using the same system, just to finding some little algorithm and trying to do it mechanically for long term stock predictions, the record was not nearly as good. And in the short term stuff, they found that they tried to do it too much, they destroyed their own advantage. So there was a limit on the amount they could make.

Warren Buffett:
But they were very, very smart.

Charlie Munger:
Yes, they got very rich.

Warren Buffett:
And very, very smart.

Charlie Munger:
Very smart and very rich, yes. And very high grade, by the way.

Warren Buffett:
Yeah.

Charlie Munger:
Jim Simons.

Warren Buffett:
But we’re not trying to make money trading stocks. The answer, we don’t think we know how to do it. If we knew how to make a lot more money trading stocks, we’d probably be trading stocks too, but we don’t know how to do it, and we really don’t trust anybody else to do it for us. That simple.

Tentang Jim Simons dan Renaissance Technologies

James Harris Simons atau yang lebih kita kenal dengan Jim Simons, bukan orang biasa, beliau matematikawan jenius dan penerima AMS Oswald Veblen Prize dalam bidang Geometri pada tahun 1976. Beliau juga pernah bekerja dengan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (National Security Agency) untuk memecahkan kode yang kompleks.

Jim Simons - Forbes
Jim Simons adalah orang terkaya #44 di dunia – Forbes

Jim Simons saat ini menempati urutan orang terkaya di dunia peringkat ke-44 versi Forbes. Beliau memiliki harta bersih $28.1B atau sekitar Rp 427T menggunakan kurs 15.200. Untuk perbandingan, orang terkaya di Indonesia saat ini R. Budi Hartono berada di peringkat ke-61 dengan kekayaan bersih $22.3B atau sekitar Rp 339T (kurs 15.200).

Jim Simons adalah founder hedge fund Renaissance Technologies, perusahaan manajemen investasi kuantitatif (quants) yang menggunakan metode matematika dan statistik secara ketat.

Renaissance mempekerjakan spesialis dengan latar belakang non-keuangan, termasuk ahli matematika, fisikawan, ahli signal processing, dan ahli statistik.

Jim Simons menggunakan model matematika untuk menganalisis dan mengeksekusi trading secara otomatis. Renaissance menggunakan model berbasis komputer untuk memprediksi perubahan harga dalam instrumen keuangan. Model-model ini didasarkan pada analisis sebanyak mungkin data (big data) yang dapat dikumpulkan, kemudian mencari gerakan non-acak untuk membuat prediksi.

Pada tanggal 10 Oktober 2009, Simons mengumumkan dia akan pensiun pada tanggal 1 Januari 2010, tetapi tetap di Renaissance sebagai ketua non-eksekutif.


Suka artikel ini? Masukkan email untuk mendapatkan artikel terbaru via email. NO SPAM.


Investasi Saham Lebih Mudah Dari Trading Saham

Ada beberapa hal menarik dari cerita ini.

Yang pertama, Buffett dan Munger mengakui bahwa trading saham dan prediksi pergerakan harga saham jangka pendek memang bisa dilakukan dan ini telah dibuktikan oleh Jim Simons dan timnya.

Namun yang perlu kita ingat, seperti telah kita bahas sebelumnya, Jim Simons bukan orang sembarangan. Beliau adalah ahli matematika yang jenius. Dan orang-orang di Rentec pun adalah para ahli matematika, fisikawan, ahli signal processing, dan ahli statistik.

Jim Simons dan Rentec bisa melakukan itu dan mencapai hasil luar biasa, karena memang dia dan timnya adalah orang-orang jenius dan spesialis, mereka mengembangkan algoritma yang kompleks dengan bantuan komputer, big data, dan bertahun-tahun riset mengembangkan algoritmanya.

Hal tersebut tentunya sulit kita tiru sebagai ritel culun. 😢

Artinya, trading saham bisa dilakukan dan bisa sukses… tapi sulit, bisa jadi lebih syulit dari berusaha melupakan Reyhan. 😂

Karena sebagai ritel kita tidak sejenius Jim Simons, tidak punya tim ahli matematika, fisikawan, dan ahli statistik, dan tidak punya resources (perlengkapan komputer, big data, algoritma, dan lain-lain) yang luar biasa kompleks dan mahal.

Investasi saham jauh lebih mudah karena bisa kita lakukan tanpa semua yang disebut di atas. Tapi lebih mudah bukan tanpa persyaratan. Syaratnya misalnya kita sendiri harus punya passion untuk belajar berbagai model bisnis dan mau bersabar menunggu hasil kinerja perusahaan.

Berikut ini kutipan dari Warren Buffett Annual Letter 1996.

Should you choose, however, to construct your own portfolio, there
are a few thoughts worth remembering. Intelligent investing is not
complex, though that is far from saying that it is easy. What an
investor needs is the ability to correctly evaluate selected businesses.
Note that word “selected”: You don’t have to be an expert on every
company, or even many. You only have to be able to evaluate companies within your circle of competence. The size of that circle is not very important; knowing its boundaries, however, is vital.

Warren Buffett Annual Letter 1996

Catatan Lainnya

Hal menarik lainnya adalah quants hanya bisa memprediksi jangka pendek namun kurang sukses untuk memprediksi jangka panjang.

Selain itu, quants dan trading saham terbatas dana kelolaannya. Seperti bisa anda lihat di tabel berikut. Sejak tahun 2010, dana kelolaan Medallion Fund mentok di sekitar $10B. Walau ini termasuk sangat besar, kita ritel tentunya tidak punya masalah di sini. 🙈

Return Medallion Fund Jim Simons 1998-2018
Return Medallion Fund Jim Simons 1998-2018

Memang returnnya luar biasa. Return Medallion Fund kelolaan Jim Simons selama 20 tahun (1998-2018) adalah 66.07% (39.2% after fees). Bahkan beberapa kali meraih return lebih dari 100%. Return ini jauh lebih tinggi dari return BRK yaitu 20.1% selama 56 tahun. Tiga kali lipat!

Return Investasi Berkshire 1965-2021 20.1% CAGR.
Return Investasi Berkshire 1965-2021 20.1% CAGR.

Alasan Saya Memilih Investasi

Trading saham seharusnya memang bisa menghasilkan, tapi jika acuannya adalah Jim Simons, tidak semua orang mampu melakukannya. Yang jelas, saya tidak bisa. Jika anda merasa bisa trading saham dan sejauh ini sukses, tentunya itu pilihan anda dan selamat! Hepi cuan, dude!

Secara personal, saya sejak awal nyaham sangat menyukai proses investasi saham. Saya suka mindset dan prinsip value investing.

Sebagian orang lebih suka lihat papan skor, saya lebih suka melihat permainan di lapangan.

Sebagian orang YPC (Yang Penting Cuan), buat saya menjalani prosesnya jauh lebih nikmat. Malahan prosesnya ini yang membuat saya betah dan senang. Baca berbagai macam, belajar, dan penasaran tentang ini dan itu. Bisa menemukan perusahaan bagus walau industrinya sunset misalnya. Kok bisa? Manajemen bikin apa sampe bisa begitu? Yang begini ini yang seru buat saya.

Dan sebagai investor publik culun kita bisa nikmatin ikutan cuan, walau gak ikutan bangun dan mikirin cara bikin perusahaan maju. Nikmat mana lagi yang kau dustakan? 😜

Bagi saya, cuan bukan segalanya melainkan hanya sekedar akibat karena dalam prosesnya saya fokus mencari perusahaan yang jago cetak cuan dan hanya membeli selagi harga murah. Menikmati proses dan jalannya permainan di lapangan lebih menyenangkan bagi saya. Pada akhirnya, cuan hanyalah adalah keniscayaan.


Menurut anda gimana, dude? Silakan komen.

2 komentar untuk “Warren Buffet dan Charlie Munger Tentang Jim Simons dan Quants”

Ada komen, dude?

Scroll to Top