Beranda » Investasi Saham » Kiat Sukses Investasi Saham
Kiat Sukses Investasi Saham

Kiat Sukses Investasi Saham

Kali ini kita kedatangan tamu istimewa, Christian Linardo, CFA. Beliau sudah cukup lama berkecimpung di dunia saham. Mulai berinvestasi saham sejak 2009, sempat bekerja di sekuritas, dan kini bekerja di salah satu bank ternama di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, beliau ingin membagikan beberapa kiat sukses investasi saham yang telah beliau terapkan selama ini. Semoga bermanfaat!

Oya, jika anda berminat, beliau sebentar lagi akan mengadakan Podcast dengan tema Valuasi Saham Demystified. Silakan bergabung via Axlarry.com Chat Telegram. FREE! 😎

podcast valuasi saham

Return Investasi

Berikut ini adalah return investasi saham saya sejak November 2009 sampai akhir tahun 2023.

Tips Pertama

Investasi saham hanya cocok untuk dilakukan dalam jangka panjang. Bukan cuma setahun, karena saham dalam setahun dapat saja turun. Dana yang cocok untuk kita alokasikan contohnya seperti untuk dana pensiun, sekolah anak yang masih 10 tahun lagi, dan lain-lain.

Tips Kedua

Risiko jangka panjang portfolio saham (bukan satu atau dua saham yah) rendah. Risiko dari memegang satu atau dua saham sangat tinggi. Yah, walau pun imbal hasilnya terkadang juga sangat tinggi tetapi risiko kehilangan uangnya sangat tinggi.

Tips Ketiga

Harga saham tidak menentu dalam jangka pendek (harian, bulanan, bahkan tahunan). Tetapi dalam jangka panjang, harga saham akan mengikuti pertumbuhan kinerja khususnya Earning Per Share dari perusahaan tersebut.

Tips Keempat

Saham dapat kita jadikan media untuk judi atau pun investasi. Pelajari teori peluang untuk mengerti perbedaannya. Bagi saya distribusi imbal hasil (expected value, standard deviation, skewness, dan kurtosis) yang membedakan apakah kamu sedang “berjudi saham” atau “berinvestasi saham.”

Tips Kelima

Trading saham dapat menguntungkan jika dan hanya jika kamu dapat mensistematiskan metodologimu seperti yang dilakukan oleh Jim Simons di Renaissance Technologies atau Ray Dalio di Bridgewater Associates. Akan tetapi lebih sering merugikan bagi investor individual. Expected value dari trading tidak memihakmu.

Misalkan saja imbal hasil jangka panjang dari saham rata-rata 7% (asumsi return IHSG selama hampir 10 tahun ini ditambah dengan dividen, 10 tahun terakhir malah return IHSG nyaris flat) dan setiap trading beli dan jual feenya adalah 0.5%. Maka jika kamu transaksi setiap bulan saja fee tradingmu sudah 6%.

Berarti return saham yang kamu dapatkan 1% (7%-6%). Dengan imbal hasil seperti ini, akan lebih baik kamu mendepositokan saja uangmu. Beberapa bank bisa memberikan sampai 5%/tahun loh untuk suku bunga deposito.

Tips Keenam

Dengan point di atas, jangan mempercayai seminar-seminar yang mengatakan trading saham dapat untung konsisten 20% per tahun. Apalagi yang berani beriklan bisa untung 50% per tahun.

Selain itu jangan sering-sering melakukan transaksi jual-beli saham karena yang pasti untung dari transaksi jual beli sahammu adalah brokermu dan SRO di pasar modal – BEI, KSEI, KPEI, dan pemerintah (pajak final 0.1% setiap menjual saham).

Tips Ketujuh

Membaca adalah koentji dalam berinvestasi. Jangan coba-coba berinvestasi saham jika kamu malas membaca. Lebih baik beli reksadana saham atau beli ETF (Exchange Traded Fund).

Jika mau membeli reksadana saham pastikan reksadana saham tersebut telah memiliki track record di atas 7 tahun dengan personel fund manager yang sama. Selain itu, pilih reksadana atau ETF dengan komisi yang super rendah.

Tips Kedelapan

Saya mempercayai Efficient Market Hyphothesis (EMH) dan Modern Portfolio Theory. Untuk EMH, pasar saham di Indonesia semakin efisien walau pun tidak setiap waktu dan tidak semua ticker saham.

Trend jangka panjang ke arah yang semakin efisien. Butuh waktu bertahun-tahun bagi saya untuk mempercayai teori itu benar. Pelajari teori tersebut selain value investing supaya mendapatkan sudut pandang yang lebih luas terhadap bagaimana pasar saham bekerja.

Tips Kesembilan

Pasar yang efficient sangat bagus karena akan melindungi investor dari pembelian salah harga, baik kemurahan mau pun kemahalan. Contoh jika kita tidak mau membeli terlalu mahal terhadap suatu barang maka jangan ke pasar yang membutuhkan tawar menawar. Lebih baik ke supermarket karena harga barangnya cenderung fair.

Jika ke pasar di mana kita harus tawar menawar kita harus mengetahui benar kualitas barang yang mau kita beli supaya tidak membeli barang dengan harga yang terlalu tinggi. Hal ini dikenal dengan istilah lemons problem.

Begitu juga dengan pasar saham. Pasar saham yang efficient membuat harga saham dijual dengan nilai wajar (i.e. ekspektasi Imbal hasil sesuai dengan seluruh informasi yang ada pada saat itu).

Tips Kesepuluh

Pelajari behavioral finance untuk lebih mengerti irrationalitas pasar saham (dan irrationalitas di dirimu sendiri) dan kenapa salah harga di pasar saham terkadang terjadi.

Saya merekomendasikan buku Misbehaving: The Making of Behavioral Economics oleh Richard Thaler, Thinking Fast and Slow oleh Daniel Kahneman/Amos Tversky atau jika mau buku yang menyenangkan untuk dibaca saya merekomendasikan buku Dan Ariely.

Mengerti sedikit behavioral finance bisa menyelamatkanmu dari kegilaan di pasar saham.

Tentang Penulis


Christian Linardo, CFA, FRM adalah seorang investor saham individu sejak 2009. Selain berinvestasi di saham-saham IHSG, beliau juga berinvestasi di pasar US.

Terbantu dengan artikel ini? Jangan lupa Trakteer, dude 😎

Ada komen, dude?

Scroll to Top