Beranda » Emiten » Valuasi SOTP ASII dan Conglomerate Discount
Valuasi SOTP ASII dan Conglomerate Discount

Valuasi SOTP ASII dan Conglomerate Discount

Berikut ini adalah valuasi saham ASII (PT Astra International, Tbk) menggunakan metode valuasi SOTP (Sum Of The Parts) dan kemudian menerapkan conglomerate discount (diskon konglomerasi). Cekidot dude! 😎

Apa Itu Valuasi SOTP?

Valuasi Sum Of The Parts (SOTP) adalah metode valuasi suatu perusahaan dengan cara memisahkan tiap segmen bisnis perusahaan tersebut, menentukan nilai wajar masing-masing segmen, dan menjumlahkannya untuk mendapatkan nilai total perusahaan.

Langkah pertama adalah kita harus dapat memisahkan tiap segmen bisnis (bisa berupa entitas anak, entitas asosiasi, Joint Venture, unit bisnis, dan lain-lain). Kemudian kita coba menghitung nilai wajar dari masing-masing perusahaan kecil atau unit bisnis tersebut. Total valuasi semuanya biasanya kita sebut Total Enterprise Value (TEV).

Selanjutnya kita harus menyesuaikan dengan utang perusahaan untuk mendapatkan Net Asset Value (NAV) atau Equity Value perusahaan tersebut, inilah nilai wajar perusahaan.

Untuk menentukan nilai wajar tiap segmen, bisa dengan menggunakan berbagai cara.

Jika perusahaan memiliki entitas anak yang sudah Tbk (listed), kita dapat menggunakan harga pasar terakhir untuk menentukan nilai wajar anaknya. Anda juga selanjutnya bisa melihat lebih jauh lagi. Misalnya, apakah nilai pasar anaknya mencerminkan nilai wajar anak tersebut? Jika undervalue/overvalue, anda bisa lakukan penyesuaian terlebih dahulu.

Secara umum, seperti yang telah saya tulis di artikel sebelumnya, valuasi saham ada tiga yaitu :

  1. Metode Biaya : Cost approach, Replacement Cost, dan Cost to build.
  2. Valuasi Relatif : pendekatan pasar, multiples, membandingkan dengan harga wajar perusahaan serupa.
  3. Discounted Cash Flow (DCF) : menghitung potensi arus kas masa depan.

Anda bisa menggunakan metode yang mana saja untuk menentukan nilai intrinsik masing-masing segmen bisnisnya.


Suka artikel ini? Masukkan email untuk mendapatkan artikel terbaru via email. NO SPAM.


Contoh Hasil Valuasi SOTP ASII

Saya mencoba valuasi nilai wajar ASII menggunakan SOTP. Pertama, saya cari seluruh entitas anak, entitas asosiasi, dan Joint Venture yang ada di dalam ASII.

Kebetulan ASII memiliki banyak anak perusahaan yang sudah listing menjadi Perusahaan Terbuka. Saya putuskan menggunakan nilai pasar terakhir untuk semua anaknya yang Tbk. Entitas anak ASII yang merupakan Perusahaan Terbuka adalah ASGR (PT Astra Graphia, Tbk), AUTO (PT Astra Otoparts, Tbk), AALI (PT Astra Agro Lestari, Tbk), dan UNTR (PT United Tractors, Tbk).

Catatan, saya tidak menghitung ACST (PT Acset Indonusa, Tbk) karena ACST adalah cucu ASII melalui UNTR. Karena UNTR sudah saya masukkan, maka ACST sudah termasuk di dalamnya.

Selain itu, ASII juga memiliki dua investasi Perusahaan Terbuka, yaitu HEAL (PT Medikaloka Hermina, Tbk) dan GOTO (PT GoTo Gojek Tokopedia, Tbk).

ASII tidak mencatat jumlah lembar saham di HEAL dan GOTO di Laporan Keuangan, maka kita coba untuk mencarinya. Dalam LK 3Q23, ASII mencatat nilai pasar terakhir untuk GOTO adalah 14.3T, sedangkan harga pasar GOTO per tanggal 29 September 2023 adalah 85/lembar. Maka lembar saham GOTO milik ASII adalah sekitar 168.235.294.117 lembar.

Sementara untuk saham HEAL, kita dengan mudah bisa temukan di LK HEAL. Di sana tercatat ASII memiliki 1.110.824.000 lembar atau 7.42%.

Maka sekarang kita sudah dapat menghitung nilai pasar terkini dari entitas anak Tbk dan investasi di perusahaan Tbk ASII. Harga pasar saham saya ambil dari Google Finance. Hasilnya sebagai berikut.

Selanjutnya, kita akan mencoba menentukan nilai wajar segmen bisnis ASII lainnya, termasuk bisnis Astra sendiri sebagai satu perusahaan.

Yang saya dapatkan, selain Perusahaan Terbuka di atas, Astra memiliki segmen bisnis Jasa Keuangan, Properti, Joint Venture, Asosiasi, dan juga Parent. Di bagian akhir Laporan Keuangan, anda bisa lihat LK ASII sebagai Parent, dari sana anda bisa dapatkan NAV ASII sebagai Parent.

Untuk segmen bisnis lainnya, saya hanya mengambil nilai buku masing-masing perusahaan atau entitas yang tercatat di Laporan Keuangan 3Q23 ASII.

Berikut hasil lengkapnya.

Saya dapatkan NAV/Share saham ASII menggunakan SOTP adalah 5511.

Tugas kita belum selesai. Selanjutkan kita akan membahas tentang Diskon Konglomerat.

Apa itu Diskon Konglomerat?

Conglomerate discount (diskon konglomerasi) adalah kecenderungan pasar untuk menilai satu kelompok bisnis (konglomerat) dengan segmen bisnis yang terdiversifikasi bernilai lebih rendah daripada total nilai tiap segmen unit bisnisnya.

Hal ini sangat terkait dengan valuasi SOTP yang baru saja kita lakukan.

Umumnya pasar akan meminta diskon untuk emiten konglomerasi. Hal ini terjadi bisa karena beberapa alasan. Misalnya karena ada yang menganggap, sulit bagi suatu perusahaan dengan anak usaha banyak dan berbeda bisnisnya untuk bisa seluruhnya berkinerja dengan baik secara bersamaan dan berkelanjutan. Jika satu bisnis atau sektor sedang lesu, hal ini akan mempengaruhi kinerja konglomerasi tersebut.

Alasan lainnya, sulit mengelola secara efektif jika anak usaha terlalu banyak dan sektor bisnis yang terlalu luas. Masalah lain yang mungkin timbul adalah ketidaksamaan visi, integrasi dan sinergi yang tidak berjalan, beban manajemen dan overhead yang mahal.

Sehingga, biasanya beberapa konglomerat akan memisahkan atau melepaskan kepemilikan melalui spin-off atau divestasi. ASII pernah melalukan ini, contohnya ketika divestasi BNLI (PT Bank Permata, Tbk) ke Bangkok Bank tahun 2019 yang lalu.

Menghitung Diskon Konglomerat

Penilaian diskon konglomerat kita mulai dengan cara menjumlahkan nilai intrinsik semua perusahaan kecil yang ada di dalam konglomerasi tersebut. Hal ini sudah kita lakukan di atas, yaitu valuasi SOTP.

Dari beberapa referensi yang saya baca, umumnya besaran diskon konglomerasi adalah sekitar 10-15%.

Berdasarkan hal ini, maka kita bisa dapatkan nilai wajar saham ASII menggunakan valuasi SOTP dan menerapkan conglomerate discount adalah sekitar 4684-4960, sedangkan harga pasar ASII terakhir adalah 5075.

Contoh lain emiten yang diganjar conglomerate discount adalah INDF. Lihat saja bagaimana valuasi INDF selalu lebih rendah jika kita bandingkan dengan ICBP, baca Perbedaan INDF dengan ICBP. Selain itu ada juga BTPN vs BTPS yang juga timpang valuasinya.

Penutup

Perhitungan valuasi SOTP ASII di artikel ini masih sangat mentah. Agar lebih akurat, masih banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Misalnya, apa harga wajar entitas anak dan investasi Perusahaan Terbuka sudah menunjukkan harga wajar? Terutama UNTR yang porsinya terbesar dan sedang di fase jayanya. Bisnis UNTR termasuk siklikal, bagaimana masa depan UNTR? Seandainya labanya anjlok karena siklus ekonomi yang terjadi, berapa valuasinya?

Bagaimana dengan GOTO dan HEAL, apa harga pasarnya juga sudah fair?

Demikian juga dgn entitas asosiasi dan JV , ini lebih rumit lagi karena data dan info terbatas. Perhitungan di atas hanya menghitung Nilai Buku di Laporan Keuangan.

Segmen lain seperti finance (Jasa Keuangan), infrastruktur, dan property juga masih harus kita telaah lebih detil. Infrastruktur seperti jalan tol dan property masih butuh banyak capex, sementara hasilnya belum kelihatan.

Segmen Finance sangat terkait dengan kinerja otomotif yang kita tahu sejak 10 tahun terakhir stagnan kinerjanya. Penjualan mobil nasional mentok di 1 juta, beberapa menyebutnya “1 million trap”. Tertinggi sekitar 1.2 juta di tahun 2013, sejak itu belum pernah cetak rekor baru. Pasar sudah jenuh, sementara pemain baru terus berdatangan.

Sebagai penutup, meski pun sebagian besar perusahaan konglomerat terkena hukuman diskon konglomerat sebagai respons pasar, tidak semua konglomerat mendapat diskon konglomerat. Jika konglomerat dikelola secara efektif dan menghasilkan keuntungan yang konsisten, pasar umumnya dapat menyukai konglomerat tersebut, sehingga sahamnya dinilai dengan harga premium. Contoh yang konsisten mendapatkan premium konglomerat adalah Berkshire Hathaway.

Sangkalan

Tulisan di atas bukan rekomendasi saham melainkan hanya untuk edukasi. Perhitungan saya sangat mungkin salah, bisa jadi ada yang tidak saya hitung atau sebaliknya double counting. Anda bertanggung jawab penuh atas tindakan investasi yang Anda lakukan. Saya tidak bertanggung jawab atas akibat apa pun dari keputusan investasi yang diambil berdasarkan informasi di blog ini.


Demikian, dude. Semoga bermanfaat. Silakan kalo ada komen, kritik, dan saran.

Terbantu dengan artikel ini? Jangan lupa Trakteer, dude 😎

Ada komen, dude?

Scroll to Top