Kemarin BEI baru saja meluncurkan produk Waran Terstruktur di bursa saham Indonesia. Ada tiga produk baru yang tercatat saat ini yaitu ADRODRCM3A, BBRIDRCM3A, dan UNVRDRCM3A. Tulisan ini akan mengulas singkat tentang apa itu Waran Terstruktur, serta kelebihan, dan kekurangannya.
Sebelumnya saya telah mempelajari Materi Edukasi Produk Waran Terstruktur dari BRI Danareksa Sekuritas. Ada perbedaan mendasar antara Waran Terstruktur (WT) atau Structured Warrants (SW) dan Waran biasa. WT nyaris mirip dengan Options. Kebetulan saya juga menggunakan Options dalam berinvestasi saham luar negeri, jadi sudah lumayan familiar.
Saya tulis “nyaris sama” karena pada kenyataannya ada perbedaan yang cukup mencolok. Nanti kita akan bahas ini. Yuk, kita bahas, dude!
Apa Itu Waran Terstruktur?
Waran Terstruktur adalah efek yang memberikan hak kepada pembelinya untuk menjual/membeli suatu underlying securities pada harga dan tanggal yang telah ditentukan. WT adalah produk derivatif karena nilainya terkait dengan nilai/kinerja aset lainnya (underlying assets).
Ada dua tipe WT :
- PUT Warrant adalah hak (tapi bukan kewajiban) untuk menjual saham underlying di harga exercise pada saat jatuh tempo.
- Call Warrant adalah hak (tapi bukan kewajiban) untuk membeli saham underlying di harga exercise pada saat jatuh tempo.
Waran Terstruktur terdaftar dan diperdagangkan di bursa efek. Hanya Anggota Bursa yang dapat menerbitkan Produk WT di Bursa. Perdagangan sekunder dan penyelesaian saat jatuh tempo produk WT dijamin oleh KPEI.
Produk WT di Bursa hanya dapat diterbitkan dengan pilihan underlying saham-saham konstituen Indeks IDX30 (IDX30 per Aug 2022).
Perbedaan Waran Terstruktur dan Waran Biasa
Pada dasarnya, Waran Terstruktur merupakan efek derivatif yang mekanisme perdagangannya mirip dengan Equity Warrant yang ada di Bursa, namun dengan perbedaan mendasar seperti penerbit, saham yang diterbitkan dan metode penyelesaian saat jatuh tempo.
Apa saja perbedaan Waran Terstruktur dan Waran Biasa?
Waran Biasa | Waran Terstruktur | |
Penerbit | Emiten terkait | Pihak ketiga yaitu Anggota Bursa |
Jatuh Tempo | Lebih panjang, 3-5 tahun | Lebih pendek, beberapa bulan sampai 2 tahun. |
Metode Penyelesaian | Konversi Saham | Biasanya Cash Settlement |
Nilai Intrinsik Waran Terstruktur
Sama dengan options, harga WT terdiri dari dua komponen yaitu :
Harga WT = Intrinsic Value + Time Value
Intrinsic Value = Harga Underlying – Strike Price. Sedangkan Time Value – sering juga disebut premi – lebih abstrak nilainya karena tergantung persepsi investor. Tapi pada umumnya semakin mendekati jatuh tempo, semakin kecil Time Value WT sampai akhirnya menuju nol. Lebih jauh akan saya jelaskan di bawah.
Moneyness Waran Terstruktur
Moneyness adalah hal yang penting untuk anda ketahui jika ingin membeli WT. Perhatikan tabel di bawah berikut.
Ada tiga posisi yang harus anda pahami : In The Money (ITM), At The Money (ATM), dan Out of The Money (OTM).
ITM adalah posisi pemegang WT dalam keadaan untung sebesar selisih saham dan WT, posisi OTM adalah ketika harga pasar lebih murah ketimbang harga WT sehingga berpotensi hangus, dan ATM ketika on par alias BEP.
Contoh, saham A harganya saat ini 5000 dan CALL WT A dengan Strike Price 4500 harga pasarnya 700. Nilai intrinsik CALL WT A adalah 5000 – 4500 = 500 dan Time Value = 700 – 500 = 200.
Jika anda membeli WT pada harga 700, maka posisi anda saat ini adalah OTM, karena harga pasar sahamnya lebih rendah dari total modal mengeksekusi hak CALL WT anda. Jika sampai saat jatuh tempo harga A tetap 5000 atau lebih rendah maka WT anda hangus dan anda kehilangan 100% investasi anda.
Jika pada akhirnya saham A naik menjadi 6000 atau naik 20%, maka anda akan meraup keuntungan 1000 – 700 = 300 atau 300/700 x 100% = 42.85%. Posisi ini namanya ITM.
Posisi ATM adalah ketika harga A 5200. Karena total modal untuk eksekusi hak anda adalah Strike Price + Harga Beli WT = 4500 + 700 = 5200.
Keuntungan Waran Terstruktur
Ada beberapa keuntungan berinvestasi menggunakan WT.
Gearing/Leverage Effect
Dengan modal lebih rendah, berpotensi mendapatkan keuntungan lebih tinggi dalam persentase. Perhatikan ilustrasi berikut. Dengan kenaikan harga saham dan jumlah lot yang sama, potensi keuntungan membeli saham 2% dan WT 20%.
Bulls Make Money, Bears Make Money
Selama ini investor saham Indonesia tidak bisa mengambil posisi shorting, hanya bisa satu arah. Artinya kita hanya bisa BUY ketika yakin harga sahamnya akan naik, tapi hanya bisa diam menunggu walau kita yakin harganya akan turun. Diam artinya tidak ada potensi cuan, walau kita benar 😢. Dengan adanya WT, anda bisa BUY PUT SW jika anda yakin saham tersebut akan turun (bearish) dan tetap mendapatkan keuntungan. WT membuka peluang bagi anda untuk bisa seperti Michael Burry 😎. Bulls make money, bears make money akhirnya bisa anda capai dengan adanya WT.
Return Tak Terbatas, Risiko Terbatas
Kerugian maksimal yang anda ambil adalah sebesar premi, yaitu harga beli PUT/SELL WT. Sedangkan potensi return tak terbatas karena secara prinsip kenaikan harga saham tak terbatas.
Komisi Transaksi Lebih Rendah
Karena harga WT jauh lebih rendah dari saham underlyingnya, maka otomatis komisi transaksi juga menjadi lebih kecil.
Suka artikel ini? Masukkan email untuk mendapatkan artikel terbaru via email. NO SPAM.
Risiko dan Kekurangan Waran Terstruktur
Ada beberapa risiko dan kekurangan WT yang patut anda cermati.
Leverage Pedang Bermata Dua
Leverage dapat mendongkrak potensi keuntungan berlipat-lipat, namun berlaku sebaliknya. Risiko kerugian anda juga jadi berlipat ganda. Potensi kerugian anda dalam persentase menjadi lebih besar dengan membeli WT vs membeli langsung sahamnya. Jika membeli saham, nyaris mustahil anda rugi 100% apalagi mengingat saham underlying WT di BEI saat ini hanya konstituen IDX30. Sedangkan membeli WT, anda bisa rugi 100% jika pada saat jatuh tempo premi anda hangus (OTM).
Jatuh Tempo Yang Terbatas
Jatuh tempo WT terbilang singkat, hanya hitungan bulan sampai sekitar 2 tahun. Tiga produk yang sudah listing saat ini jatuh tempo dalam 9 bulan. Berbeda dengan investasi saham langsung, anda bisa memegang sahamnya selamanya. Membeli WT, benar tidaknya judgement anda dibatasi oleh Expiry Date.
Selain dua risiko tersebut, ada beberapa hal yang mengganjal dan menurut saya berpotensi merugikan ritel.
Saya sulit mencari info detil terkait produk WT Indonesia.
Bandingkan dengan info options yang ada di OLT Tiger Brokers. Contoh : TSLA 20220930 250.0 CALL. Dari ticker kita sudah tahu, ini adalah Call Options, underlyingnya TSLA, expiry date 2022-09-30, dan Strike Price 250. Kita juga bisa liat info lain seperti Intrinsic Value dan Time Value.
Bandingkan juga dengan info Structured Warrants di SGX. Di sana lengkap disebutkan semuanya. Contoh seperti berikut. Semua info yang penting tertulis jelas, mulai dari Expiry Date, Exercise Price, Underlying Price, Delta, dan lain-lain.
Bagaimana dengan info produk WT Indonesia? Berikut ini yang saya bisa dapatkan dari situs KSEI.
Kita ambil contoh ADRODRCM3A. Dari kodenya kita bisa lihat Underlying ADRO, tipe WT adalah Call, namun Expiry Date hanya sampai bulan tidak ada tanggalnya. Setelah kita cek ke KSEI baru bisa tahu tanggalnya adalah 19 Juni 2023.
Strike Price juga harus harus cek terlebih dahulu, karena tidak eksplisit disebutkan di kodenya.
Conversion Ratio
Satu lagi yang membingungkan adalah ternyata ada Conversion Ratio. Artinya, 1 lembar (atau lot) Waran Terstruktur tidak selalu berarti 1 hak tebus Call/Put. Hal ini tentu saja bisa membingungkan bagi yang tidak tahu atau belum cek.
Contoh ADRODRCM3A di atas, tidak ada keterangan tentang Conversion Ratio. Di OLT saya (OD) sama sekali tidak ada penjelasan tentang ini, mulai dari Strike Price, Expiry Date, dan Conversion Ratio, sama sekali tidak ada.
Dari file yang lain baru saya temukan tentang Conversion Ratio (Rasio Konversi) ketiga produk WT tersebut.
Contoh Menghitung Harga Wajar Waran Terstruktur dengan Rasio Konversi
Ini berarti, ketika melakukan valuasi, kita jangan lupa memfaktorkan rasio konversi ini. Coba sekarang kita hitung berdasarkan harga penutupan kemarin (19 September 2022).
Harga penutupan ADRO 3910, ADRODRCM3A 300.
ADRODRCM3A : Exercise Price 3780, Conversion Ratio : 3 Call WT : 1 Lembar ADRO.
Maka total premi untuk 1 lembar ADRO adalah 3 x 300 = 900. Tambahkan Strike Price 3780 totalnya adalah 4680.
Intrinsic Value = Harga Underlying – Strike Price = 3910 – 3780 = 130. Maka Time Value = 900 – 130 = 770.
Artinya jika anda membeli ADRODRCM3A saat ini di harga 300, posisi anda adalah Out of The Money (OTM) dan luar biasa mahal sekali preminya. Harga ADRO 3910 sedangkan WT-nya 4680, ini setara premium nyaris 20%. Jika anda hitung premi untuk dua WT lainnya, hasilnya juga sekitar 20%. Anda harus super bullish untuk berani membayar premi 20%! Dan anda harus benar dalam 9 bulan 😱.
Kekurangan Lainnya
Seperti telah saya sebutkan di atas, hanya Anggota Bursa yang bisa menerbitkan WT. Jika kita hubungkan dengan Options, ini berarti AB posisinya selalu SELLER dan kita selalu menjadi BUYER.
Sebagai buyer, kita akan membayar premi WT dan AB akan menerima premi WT. Ini menjadi perbedaan yang mendasar antara WT dan Options. Dan jika ritel kurang teliti dan kurang mendapatkan edukasi, maka ritel berpotensi merugi akibat seller yang menjual WT dengan premi terlalu tinggi.
Tapi mungkin agak sulit buat IDX untuk memberlakukan options. Pertama, soal metode settlement. Metode penyelesaian WT cukup dengan cash settlement, sedangkan options membutuhkan konversi saham.
Kedua, jika investor publik melakukan SELL PUT atau SELL CALL (pokoknya SELL alias menerima premi), maka otomatis akan menjadi transaksi margin karena ada kewajiban untuk membeli/menjual saham saat jatuh tempo sesuai kontrak.
Sehingga memang Waran Terstruktur menjadi jauh lebih praktis ketimbang Options, namun ada keterbatasannya.
Penutup
Pada prinsipnya saya melihat ada kegunaan Waran Terstruktur. Berkaca dari pengalaman pribadi, saya menemukan Options dapat menjadi salah satu instrumen yang baik dalam berinvestasi. Bahkan sampai titik tertentu, Options dapat kita gunakan sebagai pelengkap instrumen dalam berinvestasi (as opposed to trading).
Namun ada beberapa catatan tentang WT. Terutama tentang risiko dan kekurangan yang saya sebutkan di atas. Hal-hal tersebut menurut saya bisa merugikan ritel awam karena ketidakjelasan expiry date, strike price, dan mungkin yang paling ambigu dan infonya kurang tentang convertion ratio. Pada akhirnya bisa jadi ajang judi saja atau mengandalkan garis-garis TA tanpa ada yang peduli nilai intrinsik WT dan kegunaannya untuk mengoptimalkan return berdasarkan kinerja saham underlyingnya.
Seharusnya produk derivatif tetap jelas nilai intrinsiknya, ini yang membedakan bursa saham dan meja judi. Kalau ada yang mau berjudi, itu tentu urusan masing-masing, tapi regulator dan wasit sebaiknya sejelas mungkin memberikan edukasi dan wadah informasi yang cukup untuk ritel.
Agar dunia pasar modal Indonesia dapat berkembang dengan baik dan sehat, saran saya regulator pasar modal dapat memberikan edukasi yang cukup tentang Waran Terstruktur dan juga info yang jelas dan mudah ditemukan tentang produk tersebut.
Sekian, dude! Saran, komentar, atau kritik…. monggo.
Kak, this is the best information on WT yang gw ketemu, which is oke lah
https://waran.rhbtradesmart.co.id/id/WarrantSearch
Boleh ditambah bahasan artikel ini dengan info dari web tsb kak
Terima kasih tambahan infonya, dude!