Jurnal investasi bisa jadi pembantu kita untuk lebih rasional, mulai dari saat melakukan riset dan proses pemilihan saham, manajemen portofolio sampai evaluasi portofolio dan proses investasi kita. Bagaimana caranya? Yuk, simak dude!
Sebagai seorang investor saham aktif, saya sering kali melakukan riset saham untuk mencari ide baru untuk dimasukan ke watchlist mau pun portofolio.
Sering kali, setelah baru riset saham dan kenal lebih dekat dengan saham tersebut, kita seperti memiliki “adrenalin” yang menggebu-gebu. Hal ini adalah fenomena yang kita kenal di bidang behavioral economics sebagai recency bias.
Recency Bias
Recency bias adalah perilaku bias yang dilakukan oleh investor karena lebih atau hanya mengingat sumber informasi terakhir yang baru diperoleh. Dengan konteks ini, bisa saja saham yang kita baru pelajari dan sukai itu tidak lebih baik dari saham yang sudah kita miliki saat ini atau analisis di masa lalu.
Tentunya, apabila terlalu larut dengan perasaan ini, kita bisa jadi TIDAK membuat keputusan yang terbaik. Bisa saja ketajaman riset dan pengertian kita dalam bisnis atau pun industri baru tersebut tidak sedalam yang sudah lebih lama kita riset. Atau adrenalin dan rasa menggebu tersebut berasal dari “momentum story” atau bahkan “price action” yang lebih mengedepankan “potential upside” dibandingkan “limited downside risk” dan “thoughtful decision making”.
Ada quote “anak senja” yang kadang ada di belakang truk yang cukup relevan dalam pembahasan ini. “Jangan meninggalkan yang baik untuk yang menarik”, begitu katanya.
Oleh karena itu, salah satu cara yang saya pribadi gunakan untuk meminimalisasi kejadian ini adalah dengan menulis notes atau jurnal investasi.
Manfaat Jurnal Investasi
Biasanya, saya memiliki 2 tipe notes, yaitu jurnal investasi yang pendek dan panjang.
Notes yang pendek biasanya di dalamnya meliputi kesimpulan tesis investasi mau pun risiko yang perusahaan tersebut miliki. Sedangkan, notes yang panjang terdiri atas
komponen yang serupa, tapi lebih menyeluruh. Biasanya terdapat seluruh hasil riset yang saya miliki, dari mulai analisis kuantitatif dan kualitatif, pemikiran skenario, valuasi saham, sampai hasil scuttlebutt.
Suka artikel ini? Masukkan email untuk mendapatkan artikel terbaru via email. NO SPAM.
Tetap Rasional
Tentunya, tujuan notes ini adalah untuk membantu saya untuk tetap rasional dan tidak emosional dalam keputusan saya. Misalnya, saat menemukan saham baru yang menarik, saya akan membaca ulang tulisan saya di saham lain yang saya sudah riset, agar tetap bisa ingat juga seluruh thesis saham lain, dan menentukan apakah saham yang baru kita analisis ini memang lebih menarik atau sama menariknya, dan apakah layak untuk dimasukan ke portofolio.
Evaluasi
Atau, di saat performa perusahaan anjlok, notes ini juga dapat membantu proses evaluasi kembali. Evaluasi tersebut adalah apakah penurunan performa ini bersifat sementara atau justru permanen dan struktural. Tentunya, ini penting karena dengan mengetahui hal itu, kita juga bisa secara rasional mengetahui momen tersebut kesempatan untuk membeli lagi dan menambah posisi atau justru memikirkan ulang posisi kita karena ada perubahan struktural pada kondisi fundamental perusahaannya.
Manajemen Portofolio
Selain itu, adanya penjabaran risiko yang dimiliki saham tersebut juga dapat membantu kita dalam menentukan ukuran alokasi saham tersebut dalam portofolio (position sizing). Jangan sampai karena dalam spirit revenge, kita jadi membeli terlalu banyak di satu saham karena alasan yang salah. Misalnya HANYA karena harganya terus jatuh atau hanya karena FOMO karena harga naik dan ada info tidak berlandas dan mungkin non-material.
Menghindari Hindsight Bias
Tidak hanya itu, adanya notes juga dapat membuat kita melakukan evaluasi portofolio (post-mortem) dengan lebih baik. Kita bisa melihat bagaimana pemikiran kita pada saat itu, tanpa ternodai hindsight bias yang seringkali terjadi.
Biasanya, hindsight bias membuat kita memiliki kecenderungan untuk melihat peristiwa masa lalu tertentu lebih bisa diprediksi daripada kenyataannya. Dengan kata lain, kita sering merasa bahwa kita sudah tahu apa yang akan terjadi sejak awal, padahal sebenarnya tidak. Bisa jadi, kita berpikir kita sudah tahu sesuatu sudah lama dari dulu hanya karena hal itu sudah terjadi. Padahal dulu kita tidak yakin hal itu akan terjadi.
Sehingga, dengan memiliki notes atau jurnal tersebut, kita bisa lebih dengan tepat mengetahui dan tidak overestimate keterampilan kita dalam investasi yang juga bisa membuat kita membuat keputusan yang tidak ideal dalam investasi.
Kesimpulan
Jadi, investing notes/journal ini bisa jadi pembantu kita untuk lebih rasional dalam berbagai proses investasi. Mulai dari saat melakukan riset dan proses pemilihan saham, manajemen portofolio sampai evaluasi portofolio dan proses investasi kita.
Demikian sekilas pengenalan tentang pentingnya menulis notes. Semoga bermanfaat. Kalo ada koreksi atau tambahan, silakan komentar, dude.
Tentang Penulis
Calvin Kurniawan adalah value, growth and quality investor. Entertainment enthusiast. Co-founder Janso.
Stockbit : @calvinkurniawan
Terbantu dengan artikel ini? Jangan lupa Trakteer, dude 😎