Beranda » Psikologi Saham » Investor Saham Aktif Tapi Nyari Rekomendasi Saham?
Investor aktif dan stock pick

Investor Saham Aktif Tapi Nyari Rekomendasi Saham?

Fenomena unik yang belakangan makin marak : Jualan rekomendasi saham dan pedagang SP (Stock Pick). Kalo soal jualan, namanya orang ya ada-ada aja idenya cari duit dude, jadi saya tidak mau bahas mereka. Yang saya mau sorot adalah investor saham aktif sebagai pengguna jasanya, mereka yang muter-muter cari rekomendasi saham beli pagi sore ARA, bebas repot yang penting cuan.

Menurut saya, ini semacam Logical Fallacy.

Kesalahan Pertama

Yang pertama, jika benar si penjual rekomendasi saham yakin sahamnya akan kasih cuan kotos-kotos, maka logikanya, apa mungkin mereka akan bagi ke orang lain? Kalo pun iya, tentunya tidak dengan harga murah. Coba lihat saja “tarif harga” mereka di komunitas saham, menggelikan. Sudah pasti ada udang di balik batu.

Bisa jadi metodenya mereka sudah akumulasi terlebih dahulu lalu rilis “Stock Pick Unggulan Pasti ARA” agar sahamnya naik sehingga mereka bisa jualan. Ini dikenal dengan istilah pump and dump – sebetulnya termasuk tindakan fraud dan ilegal.

Bisa juga mereka tidak ikutan beli. Memang bisnisnya hanya berharap cari rejeki dari jualan rekomendasi saham.

Kesalahan Kedua

Yang kedua, kalau pun mereka benar, anda tidak pernah tahu berapa harga beli rata-rata mereka, berapa persen terhadap total portofolio, apa saja isi portonya, dan harga berapa mereka jual.

Tidak ada yang bisa 100% benar di dunia investasi saham. Maka terbuka peluang anda kebetulan apes ikut stockpick yang salah, masuk dengan porsi yang besar di saham yang salah, porsi kecil atau tidak beli sama sekali di saham-saham yang kasih cuan, dan lain-lain.


Suka artikel ini? Masukkan email untuk mendapatkan artikel terbaru via email. NO SPAM.


Kesalahan Ketiga : Investor Saham Aktif Sebaiknya Kritis

Yang ketiga, apakah anda sudah pernah cek track record penjual rekomendasi saham tersebut? Sudah berapa lama mereka konsisten cuan? Ingat, dunia investasi saham terdapat faktor luck, baca Value Investing : Hidden Information, Luck, and Skill. Kalo hanya jangka pendek, sulit membedakan antara Skill atau Luck.

Sedalam apa anda tahu tentang kinerjanya, kapasitas, dan kemampuannya? Not to mention, are they even legal?

Ya, kalo sudah terjadi seperti J*uska misalnya, atau banyak investasi bodong lainnya, orang-orang baru teriak setelah terlambat. Selama masih “menghasilkan” mereka makin serakah, tanpa sempat meluangkan waktu untuk cari tahu lebih dalam.

Kesalahan Keempat

Jika memang anda tahu dan yakin seseorang punya kemampuan yang sangat baik. Kenapa tidak sekalian titipkan dana saja, nego berapa banyak fee untuk mereka? Sebagian orang beralasan,

“Beda dude. Kalo gw hanya terima SP, keputusan akhir masih di tangan gw. Kalo titip 100% berarti gw menyerahkan nasib 100% ke tangan mereka… Jelas nggalah, ini masalah duit dude! Gak gampang percaya gw!”

Coba baca berulang-ulang argumen tersebut. Sadar ada yang gak pas? Ya, itulah logical fallacy. Gak percaya orang tersebut tapi berani bayar orang yang gak dipercaya, kan lucu?

Satu lagi, overconfidence, karena keputusan akhir di tangan sendiri, maka menganggap hasilnya lebih baik… padahal kan SP-nya hanya dari orang lain. Gak ada sumbangan riset dan insight anda di situ? Tapi kenapa mikir kalo pas sahamnya cuan, lu yang hebat? Dan kalo boncos, yang salah si penjual SP? Kapan menyalahkan diri sendiri yang hanya punya sifat serakah tapi pemalas?

Kesalahan Kelima : Investor Saham Aktif Sebaiknya Selalu Haus Ilmu

Terakhir, menurut saya ini salah satu yang terpenting, kalo emang niat mau lama berkutat di bursa saham. Katakan sang dukun benar selalu cuan. Tapi sejak awal anda tahu tidak ada ilmu, metode, dan skill yang bisa anda tiru (lah cuman dapet SP, kan?), jadi hanya bisa ikut sang dukun. Lantas mau ikut sang dukun sampe kapan? Tergantung sang dukun mo kasih pangsit sampe kapan?

Sedikit ngelantur terkait poin terakhir ini. Dalam memilih emiten, ada juga yang mirip seperti ini. Moatnya di mana? Misalnya, ada klinik terkenal karena ada dokter ahli super terkenal praktek di sana. Klinik ini IPO, apa lu mau beli sahamnya?

Jawabannya ternyata, sebaiknya jangan. Karena kliniknya tidak punya moat, yang punya moat si dokter ahli. Doi bisa saja pindah praktek atau berhenti praktek misalnya udah terlalu tua. Kliniknya hanya bagus selama dokter ahli tersebut ada di sana, apa bagusnya?

“I try to invest in businesses that are so wonderful that an idiot can run them, because sooner or later, one will.”

Warren Buffett

Karena alasan ini, Warren Buffett menyarankan carilah perusahaan yang cakep banget, saking cakepnya kalo pun orang idiot yang jadi nakodanya, bisnisnya masih tetap cakep.

Kesimpulan

Menurut saya, ada banyak kekurangan dan bahkan logical fallacy kalau mengandalkan SP orang lain. Sangat tidak disarankan bagi investor saham aktif untuk menggunakan jasa rekomendasi saham.

Jika memutuskan menjadi investor saham aktif, maka sebaiknya harus mengandalkan kemampuan diri sendiri. Gunakan waktu dan pikiran untuk selalu upgrade skill dan mental.

Sebaliknya, jika hanya ingin uang anda bertumbuh tapi tidak mampu riset dan luangkan waktu, cari saja Fund Manager yang mumpuni dan legal. Serahkan dana anda dikelola mereka. Dana anda bisa bertumbuh dikelola oleh profesional dan anda bisa fokus pada apa yang anda sukai.

Menurut lu gimana, dude?

Image credit : quoteinspector.com

3 komentar untuk “Investor Saham Aktif Tapi Nyari Rekomendasi Saham?”

  1. setuju dude, thanks for the reminder. gue pemula so called value investor tapi tetep kadang greed menguasai tiap lihat yg gurih2.

  2. Saya pernah baca ada yg nama nya Spec buy atau speculative buy, apakah ini yg harus dibaca kencang kalo itu hanya spekulasi saja? Kalo di sekuritas pernah baca juga rekomendasi Spec Buy ini. Tapi saya hanya baca tdk pernah ikut .

Ada komen, dude?

Scroll to Top