Apa Itu Arbitrage?
Arbitrage artinya membeli satu aset di pasar A dan langsung menjualnya di pasar B, profit dari selisih harga aset tersebut. Peluang arbitrage muncul ketika ada selisih harga.
Contoh sederhananya andai kita tahu banyak yang mau beli Aqua botol 600ml seharga Rp 4000/botol. Di toko A, Aqua botol 600ml dijual Rp 48.000/dus. 1 dus isi 24 botol. Maka membeli Aqua 2000/botol dan menjualnya 4000/botol adalah tindakan arbitrage.
Di bursa saham, peluang arbitrage muncul ketika suatu saham dihargai berbeda. Kita bisa mendapatkan cuan dengan membeli saham tersebut di tempat yang lebih murah dan langsung menjualnya kepada pembeli yang mau beli lebih mahal.
Arbitrage adalah tindakan spekulasi, bukan investasi. Sehingga nyaris tidak diperlukan analisis fundamental atau pendekatan investasi lainnya seperti value investing. Kita pada dasarnya hanya membandingkan harga satu aset – misalnya saham – di dua pasar atau lebih. Jika ada pembeli, penjual, dan selisih harga maka ada peluang arbitrage.
Tipe Arbitrage
Ada dua tipe arbitrage yaitu pure arbitrage dan risk arbitrage.
Pure arbitrage dianggap risk-free. Misalnya selisih harga itu sudah fakta. Pembeli dan penjual memang ada, tinggal eksekusi.
Risk arbitrage mengandung resiko. Bersifat spekulatif karena masih ada faktor X yang harus terpenuhi. Contoh, sesuatu harus terjadi di masa depan. Jika tidak terjadi maka kita akan merugi.
Suka artikel ini? Masukkan email untuk mendapatkan artikel terbaru via email. NO SPAM.
Peluang Arbitrage di Bursa Saham
Di bursa saham, peluang arbitrage antara lain :
Saham Dual Listing atau Cross-Border
Ada beberapa saham yang listing di dua bursa, atau tipe sahamnya berbeda. Underlying sama tapi kadang harganya bisa berbeda. Perbedaan ini juga bisa akibat dari kurs karena listing di dua negara yang menggunakan mata uang berbeda. Saya tidak akan membahas ini lebih lanjut, karena di IHSG rasanya tidak ada contohnya.
Derivatif misalnya Waran dan Rights
Misalnya harga saham ABCD 1000 di pasar regular, sementara ABCD-W (Waran) ada yang menjual di harga 200. Setelah dicek, harga exercise waran adalah 500.
Artinya, andai kita beli ABCD-W 200 ditambah harga exercise 500, kita mendapatkan ABCD seharga 700. Jika harga pasar masih 1000, maka kita bisa langsung menjualnya di 1000 dan mendapatkan untung 300 atau 300/700 = 42% (belum termasuk fee).
Demikian halnya dengan R. Jika harga tebus ditambah harga R kurang dari harga saham tersebut di bursa, maka ada peluang arbitrage, cuan dari selisih harga aset tersebut.
Misalnya kita bisa membeli EFGH-R di harga 10, harga tebus 100, sementara harga saham EFGH di pasar 500. Maka 390/110=354% adalah potensi keuntungan dari peluang arbitrage ini.
Resikonya tentu saja ada. Ini termasuk risk-arbitrage. Kalau setelah kita tebus Rights atau Waran tersebut, ternyata harga sahamnya turun drastis.
Tender Offer
Peluang arbitrage di tender offer adalah ketika harga penawaran tender offer di atas harga pasar saat ini. Tender offer biasanya terjadi ketika emiten berganti Pemegang Saham Pengendali misalnya emiten diakuisisi perusahaan lain. Di tahun 2018 dan 2019, ada beberapa kesempatan mengambil keuntungan dari arbitrage. Sebut saja misalnya BDMN, BTPN, SMCB, MASA, dan lain-lain.
Namun yang patut diwaspadai, isu akuisisi dan tender offer ini sering dijadikan bahan gorengan. Merujuk ke dua tipe arbitrage, tindakan ini termasuk ke dalam risk-arbitrage. Apalagi kalau masih sebatas rumor.
Jika mau lebih aman, sebaiknya tunggu sampai ada informasi resmi baik dari manajemen emiten atau dari perusahaan yang akan melakukan tender offer.
Risk arbitrage ini bisa berubah menjadi pure arbitrage ketika (nyaris) semua ketidakpastian sudah hilang. Misalnya, ketika sudah ada pengumuman resmi dari emiten tentang aksi korporasi tersebut lengkap dengan jadwal, persyaratan, dan harga tender offer.
Tapi memang, semakin pasti biasanya potensi returnnya juga semakin kecil.
BNLI, Contoh Peluang Arbitrage
Sebagai contoh, saat ini ada peluang arbitrage dari aksi korporasi saham BNLI.
Perhatikan tabel di bawah ini. Ada peluang cuan dari arbitrage BNLI jika kita membelinya di harga 1320 dan menjualnya di harga 1347. Cuan sebesar 1.43% selama sekitar 1.5 bulan.
Cuan 1.43% selama 1.5 bulan terlalu kecil? Ya benar. Tapi kalau disetahunkan berarti setara 11.48%. Jika dibandingkan dengan Suku Bunga LPS atau kupon ORI017, tentunya lebih besar.
Apakah tanpa resiko? Tidak juga. Masih ada resiko jadwal tender offer molor. Kalau pembayaran molor, maka perhitungan returnnya jadi lebih rendah.
Penutup
Semoga setelah membaca tulisan ini, ke depan kita bisa memanfaatkan peluang cuan jika ada peluang arbitrage. Dan tentunya, sadar dan bisa membedakan mana yang pure arbitrage dan mana yang risk arbitrage.
Disclaimer :
Bukan ajakan/rekomendasi untuk membeli. Kode emiten yang disebut hanya digunakan sebagai contoh.
Untuk meningkatkan return, belinya deket-deket penutupan aja, misalnya tanggal 20-September. Asumsi harga masih di 1320, return-nya bisa 15 persen, almost risk free. Saya udah coba metode ini beberapa kali, semakin kurang likuid, semakin besar hasilnya. Yang pertama saya coba di AMAG, BDMN etc.
Kalo masih dapet, bisa juga. Yang penting diitung dan dibandingin aja returnnya. Per hari ini misalnya, tulisan di atas harusnya udah dikoreksi. Bukan lagi 1.5 bulan tapi 1 bulan, maka return annualizednya juga berubah (lebih besar).
Telkom juga listing di NYSE dengan kode NYSE:TLK.
Kalau terjadi perbedaan harga, apa skema yang bisa dilakukan buat cross border arbitrage?
Apakah bisa beli saham di IHSG jual di NYSE vice versa?
Detilnya saya tidak paham, gak punya pengalaman juga soal itu. Rasanya dengan akun sekuritas biasa, gak bisa dilakukan (beli TLKM di BEI, konversi dan jual di NYSE) krn harus cross border. Tapi kalo liat kepemilikan saham di bawah ini, perhatikan The Bank of New York Mellon Corporation kepemilikannya berubah. Bisa jadi, saham IDX:TLKM dan NYSE:TLK bisa dipertukarkan dan berarti bisa jadi ada peluang arbitrage. Tapi mekanismenya seperti apa, saya tidak tahu.
* The Bank of New York Mellon Corporation bertindak sebagai lembaga penyimpanan untuk saham ADS TLKM.